a.
Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan
perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
- task structure : keadaan
tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
- leader-member relationship
: hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling
menghargai) atau lemah.
- Position power : ukuran
aktual seorang pemimpin
ada beberapa power yaitu:
-> legitimate power :
adanya kekuatan legal pemimpin
-> reward power : kekuatan
yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
-> coercive power :
kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
-> expert power : kekuatan
yang muncul karena keahlian pemimpinnya
-> referent power :
kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
-> information power :
pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.
b. Model kepemimpinan
situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard
mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat
kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.
Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu
dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu
tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi
tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan
memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin
memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin
menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang
jelas.
- Gaya 3 : participating,
pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar
pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating,
pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar